Relay Sebagai Komponen Listrik

Relay sebagai komponen listrik pemutus atau penyambung aliran listrik secara tidak langsung di dalamnya memiliki sebuah kumparan / lilitan (coil) dan akan berubah menjadi magnet jika kumparan tersebut mendapatkan aliran listrik sehingga bisa menarik plat penghubung saklar dan karena cara kerjanya relay dipengaruhi induksi magnet maka relay disebut juga saklar magnet.

Jenis produksi relay dalam industri elektronik meliputi kategori power relay, industrial relay, latching relay, automotive relay, signal relay dan new energy relay.

rangkaian relay komponen listrik

Pemakaian power relay diantaranya peralatan rumah tangga (home appliances), temperature control, power, security monitoring dan office automation. Industrial relay diantaranya PLC, auxiliary instrument, machine tool, peralatan industrial mekanikal, elevator, escalator, sistem kontrol, industrial safety loop control, frequency converter dan signal line switching control.

Latching relay diantaranya intelligent meter, intelligent lighting, intelligent socket dan relay protection. Pemakaian automotive relay diantaranya automotive body control, motor control, security control, driving information collection, perlengkapan kenyamanan berkendara, chassis systems dan anti-theft systems (sistem anti pencurian kendaraan).

Pemakaian signal relay diantaranya untuk peralatan jaringan, security dan protection monitoring, peralatan medis / kedokteran, temperature control dan peralatan uji. Pemakaian new energy relay diantaranya untuk photo voltaic generation system dan kendaraan bertenaga listrik termasuk pengisian tenaganya.

Jadi sebenarnya jenis dan pemakaian relay sangat banyak dan bentuknya sangat beragam namun semuanya kembali ke prinsip kerja relay secara sederhana yaitu pemutus / penyambung aliran listrik secara tidak langsung. Selanjutnya berdasarkan prinsip kerja sederhana tersebut, relay bisa dikembangkan lagi sehingga memiliki fungsi penting lainnya diantaranya:
  1. Memperkuat signal listrik meliputi arus, tegangan dan daya listrik
  2. Mengubah bentuk signal listrik dari DC ke AC dan sebaliknya.
  3. Mengisolasi signal listrik antara kontrol dan power
  4. Penunda waktu signal listik
  5. Melakukan pencacahan signal listrik arah maju / mundur.
  6. Sebagai pembangkit signal block
Relay VS Magnetic Contactor

Relay dan magnetic contactor merupakan saklar magnet tetapi memiliki perbedaan berikut ini:
  1. Secara fisik ukuran relay lebih kecil dari magnetic contactor. Magnetic contactor dapat berukuran sangat besar tergantung bebannya.
  2. Posisi kontak relay adalah kontak petukaran memiliki sumbu Common (C - NC, C -NO) sedangkan magnetic contactor berupa kontak tunggal tidak memiliki Common (NO - NO, NC - NC).
  3. Posisi kaki kontak relay terhubung dan terputus satu sisi sedangkan magnetic contactor dua sisi
  4. Aliran arus listrik dalam kontak relay lebih kecil dibandingkan magnetic contactor.
  5. Relay hanya memiliki 1 jenis kontak sedangkan magnetic contactor bisa ditambahkan auxilliary contact (kontak bantu tambahan).
  6. Kontak relay tanpa peredam busur sedangkan magnetic contactor dilengkapi peredam busur
Bagaimana cara perbaikan relay pada mesin industri?

Contoh Relay Untuk Mesin Industri

Ini merupakan contoh relay yang banyak digunakan pada mesin industri yang berfungsi sebagai komponen rangkaian kontrol listrik.

Rangkaian Relay

Rangkaian relay mencakup NC (Normally Close), NO (Normally Open), C (Common) dan kumparan. Normally Close tersambung dengan Common jika kumparan tidak dialiri listrik tetapi akan terputus jika kumparan mendapatkan aliran listrik. Normally Open terputus dengan Common dan akan tersambung jika kumparan mendapatkan aliran listrik.

Memastikan kondisi relay apakah masih baik / sudah tidak berfungsi dilakukan melalui pengukuran multitester analog maupun multitester digital. Peralatan tambahan lainnya berupa sumber tegangan AC / DC, amplas halus (grade 1000), electric contact cleaner dan tool sesuai kebutuhan.

Pemakaian multitester untuk perbaikan relay, baru bisa digunakan setelah dapat diketahui relay mana yang mengalami kerusakan. Karena jika relay baru terlalu buang waktu untuk melakukan pengukuran ini kecuali ada tujuan tertentu.

Dalam instalasi kontrol mesin industri terdapat lebih dari 1 relay bahkan puluhan jumlahnya sehingga akan menghadapi kesulitan saat menentukan kerusakan relay.

Petugas electric Maintenance harus sudah memahami keahlian sistem kontrol mesin industri, mampu membaca gambar electric, mampu mengoperasikan mesin tersebut dan faham safety pekerjaan electric.

Cara paling gampang menentukan relay mana yang mengalami kerusakan dengan melihat led indikator relay akan menyala saat kumparan relay mendapatkan aliran listrik. Tetapi jika tidak ada indikator led relay maka harus memeriksa output I/O PLC atau kontrol manualnya dan memastikan sudah ada sinyal keluar dari output tersebut.

Setelah diketahui relay mana yang potensi tidak berfungsi, biasanya untuk lebih meyakinkan lagi dilakukan tes menukar posisi relay dengan relay lainnya bisa juga memasang relay baru yang memiliki spesifikasi sama.

Langkah berikutnya yaitu pengukuran relay rusak tersebut menggunakan multitester analog / multitester digital.
  1. Lepas relay dari socket instalasi listrik mesin / panel listrik.
  2. Ubah multitester ke mode pengukuran Ohm (Ω)
  3. Tempelkan probe multitester di kaki Common dan NC dan display multitester harus menampilkan nilai resistansi 0 Ohm tanda bahwa kontak tersebut terhubung.
  4. Ganti posisi probe multitester di kaki NC tadi ke kaki NO, pastikan penunjukan nilai di multitester besarnya tak terhingga. Kondisi tersebut menandakan antara Common dan NO tidak memiliki hubungan (terputus).
  5. Tempelkan probe multitester di posisi kedua kaki kumparan untuk mengukur nilai resistansi kumparan apakah sesuai dengan spesifikasi pabrik pembuat relay tersebut.
  6. Hubungkan arus listrik ke relay sesuai tegangan relaynya.
  7. Saat terhubung arus listrik seharusnya terdengar bunyi klik tanda kontak poin telah berpindah dari posisi NC ke posisi NO.
  8. Cek posisi multitester dan tetap masih di posisi Ohm (Ω)
  9. Sambungkan salah satu probe multitester ke Common dan probe lainnya ke NC kemudian lihat nilainya harus tak terhingga, tanda bahwa antara Common dan NC tidak memiliki hubungan saat relay diaktifkan (terbuka).
  10. Ganti posisi probe multitester di NC ke NO dan pastikan penunjukan nilai di multitester adalah 0 Ohm, tanda bahwa antara Common dan NO terhubung baik saat relay diaktifkan.
Langkah pengukuran memakai multitester di atas jika memang telah terjadi kerusakan relay maka akan didapati penyebab kerusakan relay diantaranya:
  1. Kumparan / lilitan (coil) sudah lemah / putus. Kondisi ini memerlukan penggantian relay baru 1 set.
  2. Kontak poin lengket akibat spark (bunga api listrik), diketahui saat saat tes putus sambung NC, NO dan Common.
Apakah perlu perawatan berkala relay?

Relay merupakan bagian sistem kontrol mesin dan peralatan harus masuk dalam daftar preventive maintenance electric departemen maintenance walaupun seperti tadi sudah diketahui bahwa penyebab kerusakan relay bersumber dari kumparan dan kontak poin akibat pemakaian tinggi.

Perawatan relay dimaksudkan untuk mendeteksi potensi terjadinya kerusakan relay dan mencegah percepatan kerusakan relay akibat debu dan kelembaban udara serta over heat dalam ruangan relay.

Bentuk perawatan relay berupa pembersihan kaki relay dan socket relay menggunakan electric contact cleaner dan membebaskan ruangan dari temperatur terlalu panas dan debu yang menempel di relay / dalam ruangan relay tersebut.
seputarpabrik.com
#1 Blog Bacaan Pekerja