Strategi Menurunkan Biaya DLC Agar Operasi Perusahaan Tetap Berjalan

DLC (Direct Labour Cost) adalah biaya tenaga kerja langsung setingkat level pertama dan tidak memiliki jabatan meliputi tenaga kerja tetap, kontrak maupun harian lepas yang dihitung berdasarkan upah bulanan.

Strategi menurunkan biaya DLC bertujuan agar operasi perusahaan tetap berjalan ditengah masalah krisis finansial yang sedang dihadapi perusahaan dengan cara perampingan tenaga kerja dan penurunan upah.

Rumus DLC = n x upah
n: jumlah tenaga kerja
upah: UMK + tunjangan tetap + tunjangan tidak tetap
  • Contoh tunjangan tetap adalah tunjangan jabatan, transportasi, komunikasi, makan dan tunjangan strata.
  • Contoh tunjangan tidak tetap adalah lembur, keahlian, uang makan dinas luar dan tunjangan akomodasi fasilitas kerja seperti kendaraan dinas, alat komunikasi, seragam dan alat kerja (laptop dan lain - lain).
Besarnya tunjangan tergantung dari level atau golongan tenaga kerja bersangkutan, semakin tinggi levelnya maka semakin besar tunjangan yang diterima.

Level atau golongan tenaga kerja secara umum:
  • Level 1 : Operator, Leader Team (DLC)
  • Level 2 : Supervisor, Superintendent
  • Level 3 : Assistant Manager, Kepala Bagian, Kepala Departemen
  • Level 4 : Manager, Chieft
  • Level 5 : General Manager, Plant / Factory Manager
  • Level 6 : Direksi
  • Level 7 : Komisaris, Owner
Strategi menurunkan DLC berdasarkan rumus DLC adalah menurunkan jumlah tenaga kerja (n) melalui perampingan tenaga kerja dan menurunkan jumlah upah yang bisa dilakukan salah satunya melalui penurunan upah lembur sehingga operasi perusahaan tetap berjalan.

1. Menurunkan DLC melalui perampingan tenaga kerja

strategi menurunkan biaya DLC

Perampingan tenaga kerja bukan berarti PHK. Tenaga kerja adalah aset perusahaan terbesar, didalamnya terdapat aset kekayaan intelektual. Ini kerugian besar bagi perusahaan seandainya sampai kehilangan tenaga kerja pemilik potensi khusus, baik karyawan status tetap maupun kontrak, baik periode kerjanya sudah menahun atau baru sebulan bekerja di perusahaan.

Strategi menurunkan biaya DLC melalui perampingan tenaga kerja adalah pengaturan ulang posisi pekerja (mapping karyawan). Kita pelajari kembali metode kerja berlebihan sehingga menghabiskan sumber daya manusia kemudian alokasikan tenaga kerja ke divisi lain.

Tantangan bagi bos departemen supaya dapat menciptakan tambahan jenis kerja lain tetapi menambah nilai produk dan siap menampung kelebihan tenaga kerja level 1.

Tetapi jika situasinya perusahaan menghadapi masalah sangat kacau dan profit terjun bebas maka pemangkasan tenaga kerja dilakukan sebagai solusi akhir.

Proses pemangkasan dilakukan secara cermat, aman dan bertahap dan biasanya dimulai dari harian lepas, kontrak dan karyawan tetap dengan tetap memperhatikan mapping karyawan.

Contoh
  • Pertama tentukan bagian proses mana yang bisa dihilangkan akibat dari keterbatasan proses produksi mengikuti keterbatasan permintaan pasar.
  • Hitunglah ada berapa kelebihan orang bagian tersebut misalnya terdapat 10 karyawan.
  • Tentukan 10 karyawan kontrak beserta kekurangan kerja seperti banyak absen, indisipliner dan kurang kemampuan untuk konversi 10 kelebihan karyawan bagian tersebut sebagai alasan memberhentikan mereka.
2. Menurunkan DLC melalui penurunan upah lembur

Logikanya ketika order menurun seharusnya tidak ada sesuatu pekerjaan untuk dilemburkan kecuali terdapat situasi darurat mengharuskan adanya kerja lembur contohnya seperti permintaan pengiriman mendadak diluar jam kerja dan mengharuskan team loading untuk terus bekerja.

Lemburan team loading bisa saja disiasati melalui sistem ganti jam kerja atau bisa juga lemburan team loading dibayar oleh petty cash.

Target penurunan biaya lemburan DLC adalah zerro over time sesuai KPI departemen.

Rumus Upah Lembur = 1/173 x Upah bulanan
  • Ketentuan besarnya faktor pengali besaran upah lembur hari kerja (weekdays) sebesar 1,5 kali upah lembur jam pertama dan 2 kali upah lembur jam - jam selanjutnya.
  • Hari libur akhir pekan sistem 5 hari kerja sebesar 2 kali upah lembur untuk 8 jam pertama, 3 kali upah lembur jam kesembilan, 4 kali upah lembur jam kesepuluh dan kesebelas.
  • Hari libur akhir pekan sistem kerja shift sebesar 2 kali upah lembur untuk 7 jam pertama, 3 kali upah lembur jam kedelapan dan 4 kali upah lembur jam kesembilan dan kesepuluh.
  • Hari libur nasional jatuh di akhir pekan dihitung sesuai perhitungan upah lembur akhir pekan (weekend). Hari libur jatuh di hari Jumat sebesar 2 kali untuk 5 jam pertama, 3 kali jam keenam, 4 kali jam ketujuh dan kedelapan.
Semakin besar gaji karyawan maka upah lembur semakin besar mengikuti besaran upah. Tetapi terdapat batasan besarnya upah bulanan yang bisa masuk kedalam perhitungan upah lembur yaitu 75% dari gaji pokok sesuai Permenakertrans KEP. 102/MEN/VI/2004 Pasal 8 Ayat 2.

Misalnya Seorang Supervisor menerima upah sebulan sebesar Rp. 7.000.000,- meliputi gaji pokok Rp. 3.295.000,- sesuai UMK Tangerang tahun 2017 dan tunjangannya sebesar Rp. 3.705.000,- maka perhitungan upah lembur supervisor tersebut adalah

1/73 x (gaji pokok + 75% gaji pokok) atau 1/173 x Rp.5.766.250,-.

DLC lemburan ini sangat besar terlebih lagi ketika kondisi perusahaan sedang sepi order dan seharusnya lemburan ini tidak ada karena target output sedikit. Pertanyaan besar perlu diajukan ketika lemburan masih diperlukan sementara order sepi.
seputarpabrik.com
#1 Blog Bacaan Pekerja

Related Posts