Pengaturan Gudang Finish Goods

Finish goods adalah barang jadi hasil proses produksi yang telah dikemas dan siap dikirimkan ke pelanggan. Pengaturan gudang finish goods merupakan proses mengatur operasional pengambilan, penyimpanan dan pengiriman finish goods sebagai tanggung jawab PPIC.

Pengaturan gudang finish goods akan mempermudah mengetahui lokasi penyimpanan finish goods di gudang berdasarkan jenis, jumlah dan tanggal sehingga akan mempermudah mengetahui jumlah stok setiap finish goods tersimpan di gudang tersebut tidak perlu menunggu hasil stock opname terlebih dulu.

Apakah gudang finish goods perlu stock opname juga?

Iya perlu, setelah disimpan di gudang finish goods tidak selamanya finish goods dapat segera dikirim ke pelanggan karena suatu alasan sehingga terjadi endapan finish goods.

Tujuan pengaturan gudang finish goods:
  1. Mempercepat proses Lead Time sehingga mempercepat proses produksi dan pengiriman ke customer.
  2. Mengetahui seluruh proses transaksi pada gudang finish goods dan jumlah stock setiap barang di gudang finish goods secara cepat, akurat dan realtime
  3. Pengaturan finish goods melaui konsep FIFO, LIFO dan FEFO
  4. Pengaturan tata letak penyimpanan finish goods di gudang secara optiomal
  5. Dapat melacak persediaan finish goods di gudang secara cepat dan akurat
  6. Meningkatkan akurasi inventori
  7. Meningkatkan fleksibilitas dan daya tanggap
  8. Mengurangi kesalahan memilih dan mengirim finish goods
  9. Meningkatkan pelayanan pelanggan
Proses Pengaturan Gudang Finish Goods
pengaturan gudang finish goods
1. Pengambilan dan Penerimaan Finish goods

Pengambilan dan penerimaan finish goods merupakan awal arus barang bergerak di gudang. Pengambilan finish goods dilihat sangat mudah namun bila hal ini tidak memiliki sistem, maka bisa mengganggu produktivitas.

Sebelum finish goods diambil oleh petugas gudang finish goods terlebih dulu wajib dibuat bukti serah terima finish goods antara produksi dan gudang finish goods yang mencantumkan setidaknya jumlah, tanggal, diserahkankan dan diterima.

2. Penyimpanan Finish Goods

Finish goods diambil dan diletakkan pada gudang finish goods sesuai dengan sarananya berupa rak dan pallet atau pallet saja, bahkan ekstrimnya barang bisa diletakkan begitu saja di lantai, hal ini tergantung seberapa besarnya modal perusahaan.

Beberapa lingkup pekerjaan dalam proses penyimpanan finish goods :
  1. Penanganan finish goods kategori OK dan NG
  2. Penghitungan stock (Stock Opname)
  3. Pengawasan operasional pekerja
  4. Perpindahan barang dari satu lokasi ke lokasi lain di dalam gudang finish goods
Finish goods akan masuk sebagai stock gudang finish goods dan menjadi tanggung jawab kepala gudang.

Pengaturan proses penyimpanan finish goods harus mengatur efisiensi tata letak dibantu sistem supaya mempermudah prosesnya terkait kesulitan karena banyaknya proses keluar masuk barang atau proses pencarian barang yang harus dikeluarkan dari gudang.

3. Pengeluaran Finish Goods

Pengiriman finish goods kepada pelanggan sesuai dengan pesanan ataupun jadwal pengiriman. Pengeluaran barang sesuai dengan nota penjualan yang sudah dibuat dan dibuat juga surat jalan untuk barang yang sudah dikeluarkan.

Pemuatan finish goods ke dalam container delivery dilakukan di lokasi loading bay atau loading dock diawasi secara ketat.

Konsep pengaturan gudang finish goods
  1. FIFO (First In First Out) : pengaturan finish goods pertama kali masuk ke gudang merupakan pertama kali keluar.
  2. LIFO (Last In First Out) : pengaturan finish goods terakhir masuk ke gudang merupakan pertama kali keluar
  3. FEFO (First Expired First Out) : pengaturan finish goods yang memiliki masa kadarluarsa lebih dulu merupakan pertama kali keluar dari gudang.
Konsep di atas agar optimal perlu ditunjang oleh konsep pengaturan efektif gudang finish goods yaitu item management, floating location system, barcode integration, gridding system dan cross docking.

Item Management

Pengaturan gudang finish goods mengenai informasi atribut data setiap finish goods sehingga dapat mempermudah informasi penempatan finish goods ke area gudang dan persiapan delivery.

Contohnya finish goods berbentuk barang terbungkus box karton diberi identifikasi pada setiap batchnya. Dalam 1 batch terdiri dari 30 finish goods dan diikat strech film serta tinggi tidak lebih dari 150 cm supaya dapat masuk ke rak / gondola di gudang.

Floating Location System

Pengaturan posisi penempatan finish goods sehingga ditempatkan di lokasi berbeda-beda. Pengaturan gudang finish goods konsep ini adalah gudang finish goods modern dan computer-base.

Dengan floating location system pada pengaturan gudang finish goods ini maka setiap finish goods bisa ditempatkan dimana saja di gudang finish goods asalkan lokasi tersebut diupdate di sistem.

Integrasi Barcode

Pengaturan gudang finish goods supaya bisa terintegrasi dengan barcode scanner sehingga bisa membaca indentitas di setiap finish goods secara cepat dan akurat. Integrasi barcode secanner kedalam manajemen gudang finish goods bisa membantu pengurangan dan penambahan stock secara realtime.

Guna mencegah kemungkinan kehilangan finish goods di gudang maka integrasi barcode perlu memiliki pengaturan validasi bertingkat yang tersambung jaringan LAN dan wireless data base.

Contohnya seorang pekerja melakukan scanner maka data tersebut terkoneksi ke ponsel atasannya untuk validasi. Biasanya ini memerlukan software pemrograman.

Saat ini sudah banyak teknologi integrasi barcode validasi bertingkat, tidak hanya untuk keperluan gudang tetapi dapat diaplikasikan untuk lainnya seperti di proses manufacturing untuk mengontrol cycle time setiap produk.

Gridding System

Pengaturan gudang finish goods harus mempunyai grid / lokasi-lokasi di gudang dan dipetakan untuk penempatan.

Pengaturan Gridding system secara efektif adalah membagi gudang seperti papan catur. Satu Grid biasanya berukuran 3 m x 3 m dan terbagi lagi menjadi 2 sampai 3 sub grid tergantung dimensi finish goods yang disimpan.

Cross Docking

Pengaturan gudang finish goods pada sistem distribusi barang diterima di gudang atau di distribution center tanpa di simpan lagi tapi langsung disiapkan untuk pengiriman selanjutnya.

Untuk di gudang pabrik, cross docking sebaiknya tidak berdekatan dengan loading bay atau loading dock finish goods agar tidak mengganggu proses delivery ke customer.
seputarpabrik.com
Terima kasih sudah membaca artikel ini