A. Tugas supervisor produksi dalam fungsi pengawasan
Meliputi tugas pengawasan tenaga kerja, mesin produksi dan bahan baku (bahan baku utama dan bahan baku pendukung). Berikut perincian pelaksanaan tugas supervisor produksi dalam fungsi pengawasan.
A1. Tenaga kerja:
- Breafing awal kerja berdurasi 10 menit sekaligus mengetahui jumlah ketidak hadiran karyawan. Materi briefing terutama mengenai rencana kerja hari ini, evaluasi kerja sebelumnya dan briefing untuk membangkitkan semangat memulai kerja.
- Mengawasi aktivitas setiap karyawan tetap produktif sampai akhir kerja.
- Membuat alokasi tenaga kerja pada area yang mengalami kemacetan proses atau karena mesin produksi sedang rusak.
- Tugas supervisor produksi memastikan sebelum mulai pekerjaan dan sebelum mulai briefing awal kerja bahwa mesin produksi dalam kondisi siap dan sudah dipanaskan (jika terdapat sistem pemana di mesin) berikut seting parameter produksi untuk barang proses sudah sesuai serta memastikan utility tidak terdapat masalah seperti angin kompresor, listrik dan air dari cooling tower.
- Mengawasi dan memberi contoh pelaksanaan autonomous maintenance
- Ketika mesin produksi mengalami kerusakan sampai berhenti beroperasi atau terdapat kinerja mesin produksi dibawah standar maka tugas supervisor produksi untuk segera meminta perbaikan maintenance agar mesin produksi tersebut kembali beroperasi atau membuat alternatif penggunaan mesin produksi lainnya jika tersedia.
- Mengawasi ketersediaan bahan baku utama dan bahan baku pendukung telah tersedia sebelum pekerjaan dimulai. Agar tidak terjadi masalah stock bahan baku kososng saat awal kerja maka sehari sebelumnya harus sudah disiapkan bahan baku sesuai order proses hari ini.
- Tugas supervisor produksi agar bahan baku sudah memenuhi jumlah dan standar kualitasnya baik diketahui dari hasil QC incoming material report maupun melakukan uji standar kualitas pada setiap batcth secara sampling.
Metode proses terbaik hasil ketetapan manajemen bertujuan mendapatkan produktivitas tinggi, efektif dan efisien dan pengawalan pelaksanaan metode proses terbaik ini menjadi tugas supervisor produksi.
Metode ini berkaitan dengan sistem improvement terakhir atau dianggap terbaik yang digunakan seperti lean manufacturing berikut penerapan sistem provement lainnya
Tetapi sebagus apa pun metode jika tidak dijalankan secara benar oleh karyawan karena menurunnya motivasi kerja maka metode terbaik tersebut menjadi biasa saja.
Tugas supervisor produksi mengawal metode terbaik ini terlaksana, salah satu caranya dengan tetap menjaga motivasi kerja karyawan. Untuk itu seorang supervisor produksi wajib mengetahui terlebih dulu penyebab menurunnya motivasi kerja, diantaranya karena:
- Tekanan terlalu tinggi
- Kritik terlalu tajam
- Standar terlalu tinggi
- Kurang memahami tujuan pekerjaan
- Disiplin berkurang
- Menurunnya peranan kepeminpinan
- Peralatan dan kondisi tidak memadai
- Tidak cukup kontak dengan manajemen
Bekerja dalam kondisi tekanan memang cukup membuat produktivitas tinggi tetapi tekanan sangat tinggi bisa menyebabkan tekanan batin. Ketahui adanya tekanan terlalu tinggi dari tanda berikut:
- Keluhan - keluhan sering muncul tentang pekerjaan
- Banyak permintaan untuk pindah pekerjaan.
- Bergerak dan berpindah - pindah secara gelisah dalam pekerjaan.
- Muncul ketegangan diantara karyawan.
- Mudah tersinggung saat penugasan baru
B2. Kritik terlalu tajam
Kritik bisa membangun karyawan untuk lebih maju asal kritik konstruktif. Tetapi kritik terlalu tajam dapat menghilangkan semangat bekerja tanpa diseimbangkan secukupnya dengan pujian. Ketahui adanya kritik terlalu tajam dari tanda berikut:
- Pelaksanaan pekerjaan "menurut peraturan"
- Pengelakan berbicara terhadap atasan
- Sulit mengatasi permasalahan
- Sangat mudah tersinggung dan tegang.
B3. Standar terlalu tinggi
Karyawan bekerja terus menerus namun belum mencapai target kerja karena target tersebut sangat tinggi, maka akhirnya menjadi frustasi dan kecewa sehingga berujung pada berkurangnya semangat bekerja. Ketahui adanya standar terlalu tinggi dari tanda berikut:
- Pernyataan sikap "apa bedanya"
- Mengabaikan kualitas standar.
- Kurangnya kemauan untuk bekerja sama.
- Reaksi berlebihan terhadap perintah atau permintaan.
- Menutup-nutupi kesalahan
B4. Kurang memahami tujuan pekerjaan
Banyak karyawan belum mengetahui apa yang diharapkan dari mereka atau kalau mereka belum mempunyai standar pelaksanaan jelas maka pekerjaan akan mundur sekali.
- Kurangnya rasa hormat terhadap supervisor.
- Dalih "Belum ada pemberitahuan hal itu kepada saya..."
- Mundurnya usaha
- Berdebat mengenai prosedur
- Pertanyaan-pertanyaan tanpa ujung pangkal mengenai apa pekerjaan berikutnya.
B5. Disiplin berkurang
Jika peraturan-peraturan tertentu pelaksanaannya longgar maka hasilnya sering kali menjadi suatu pandangan remeh akan kebijaksanaan dan prosedur.
- Salah memakai peralatan
- Terlalu banyak bermain-main atau mondar-mandir
- Sering berbuat kesalahan dan kelalaian
- Banyak sekali terlambat dan mangkir
- Kondisi acak-acakan
B6. Menurunnya peranan kepemimpinan
Para karyawan menginginkan seorang supervisor dan pimpinan yang baik dan jika supervisor tidak menjadi seorang pemimpin yang baik akan timbul permasalahan besar.
- Munculnya pemimpin-pemimpin informal
- Perdebatan mengenai hak-hak istimewa
- Pembentukan kubu
- Hilangnya sikap hormat terhadap otoritas supervisor.
- "Melupakan" instruksi, komentar dan pendapat supervisor
- Menentang perubahan.
B7. Peralatan dan kondisi tidak memadai
Para karyawan sulit menerima apa yang dianggap sebagai penghalang dan dibebankan kepada mereka karena kekikiran perusahaan terhadap kondisi kerja.
- Keluhan sering muncul
- Melihat bahwa orang di departemen lain lebih baik.
- Kekalutan dan penundaan-penundaan..
- Kurang hati-hati menjaga peralatan dan material.
- Gagal membuat penyesuaian kecil.
- Sering membutuhkan perbaikan dan konsultasi.
Cara mengatasi situasi ini adalah perhatikan keadaan peralatan dan kondisi kerja dari tingkat atas sampai bawah. Bandingkanlah situasi sama di dalam perusahaan dan di luarnya. Jika diperlukan perubahan-perubahan dan jika sudah memperjuangkannya sampai ke atasan, usahakan agar karyawan mengetahui bahwa hal ini sudah diperjuangkan.
B8. Tidak cukup kontak dengan manajemen
Jika para karyawan sedikit mempunyai hubungan dengan atasan maka mereka mulai mempunyai perasaan bahwa tidak ada orang di atas sana betul-betul memperhatikan.
- Sedikit karyawan datang menemui.
- Instruksi-instruksi manajemen tampaknya sengaja disalahartikan.
- Kabar angin dan desas-desus bermunculan.
- Orang bicara menyakitkan hati atau menertawakan kerja.
- Bawahan mengelakkan atau seperti kurang peduli.
C. Tugas supervisor produksi dalam fungsi pencegahan timbulnya reject dan rework
Penyebab terjadinya reject karena faktor 6M adalah:
- Bahan baku utama dan bahan baku pendukung dibawah standar kualitas
- Mesin produksi tidak normal
- Operator salah seting
- Pengukuran tidak akurat
- Metode kerja kurang sesuai
- Faktor lingkungan
- Memastikan sample pertama (First Living Sample) awal proses sudah memenuhi standar kualitas dan opertator akan melanjutkan ke proses masal setelah sample pertama tersebut disetujui supervisor.
- Secara acak mengambil contoh barang jadi maupun WIP untuk di cek kualitasnya
- Kontrol form monitoring harus diisi operator mesin setiap 2 jam
0 Comments
Posting Komentar