Potensi Bahaya Yang Menimbulkan Resiko Pada Kesehatan

Potensi bahaya yang menimbulkan resiko dampak jangka panjang pada kesehatan dipengaruhi oleh bahaya faktor fisik, bahaya faktor kimia, bahaya faktor biologi dan bahaya karena faktor ergonomi.

Bahaya dari faktor fisik

Bahaya faktor fisik contohnya kebisingan, penerangan yang kurang, getaran, iklim kerja dan radiasi.

Sumber kebisingan berasal dari mesin / peralatan produksi maupun peralatan kerja. Kebisingan pada tingkat tertentu akan menimbulkan gangguan pendengaran.

Untuk mencegah atau mengurangi bahaya kebisingan yaitu identifikasi dan kontrol sumber kebisingan, penggunaan APD contohnya earplug dan rotasi pekerjaan

Penerangan yang kurang berakibat gangguan penglihatan, gangguan kenyamanan, pekerjaan terlambat dan masalah pada tubuh.

Untuk mencegah atau mengurangi bahaya penerangan kurang yaitu meningkatkan visibilitas sesuai jenis pekerjaan (posisi dan arah lampu)

Selanjutnya getaran. Getaran berpengaruh tidak sehat pada sebagian atau seluruh tubuh

Batasan getaran alat kerja yang kontak langsung maupun tidak langsung dengan lengan dan tangan ditetapkan sebesar 4 m/detik2.

Untuk mencegah atau mengurangi bahaya getaran yaitu identifikasi dan control sumber getaran dan penggunaan APD (contohnya sarung tangan, alat pelindung telinga).

Selanjutnya iklim kerja. Ketika pasokan udara bersih tidak terpenuhi dengan baik dan temperature melewati ambang normal maka konsentrasi kerja akan terganggu dan mengakibatkan keterlambatan pekerjaan.

Untuk mencegah atau mengurangi bahaya iklim kerja adalah identifikasi dan kontrol sumber temperature dan membuat ventilasi udara.

Berikutnya radiasi gelombang. Radiasi sinar ultra violet contohnya berasal dari sinar matahari, las listrik, laboratorium yang menggunakan lampu penghasil sinar ultra violet dan proses MTRT material (Magnetic Test & Radiograph Test). Radiasi ini dapat berdampak pada kulit, mata bahkan organ tubuh bagian dalam.

Untuk mencegah atau mengurangi bahaya radiasi gelombang adalah menjaga jarak dari sumber radiasi, menggunakan APD seperti kacamata anti radiasi dan APD pelindung kulit

Bahaya dari faktor kimia

Bahaya dari faktor kimia dapat terjadi secara penyerapan ke dalam kulit atau kontak invasive , inhalasi (menghirup) dan pencernaan (menelan).
potensi bahaya yang menimbulkan resiko pada kesehatan
Untuk mencegah atau mengurangi bahaya faktor kimia dapat ditempuh dengan cara identifikasi wujud dan sifat beracun bahan kimia, penggunaan APD (contohnya respirator, sarung tangan) dan menjalankan Lembar Data Keselamatan (LDK)

Bahaya dari faktor biologi

Bahaya faktor biologi contohnya tabakolosis (tembakau), bagasosis (debu organik), penyakit paru dari jamur dan penularan penyakit (contohnya TBC, Covid-19)

Untuk mencegah atau mengurangi bahaya faktor biologi dengan cara isolasi penyakit, perbaikan sanitasi, vaksinasi, penggunaan APD dan menjalankan protokol kesehatan secara ketat.

Bahaya dari faktor ergonomi

Ergonomi merupakan ilmu / teknik untuk mempelajari hubungan pekerjaan dan tubuh manusia. Ergonomi akan membuat pekerjaan sesuai untuk pekerja.

Resiko bahaya ergonomi akan meningkat ketika:
  1. Melakukan tugas monoton, berulang atau kecepatan tinggi
  2. Dengan postur tidak netral atau canggung
  3. Bila terdapat pendukung yang kurang sesuai
Untuk mencegah atau mengurangi bahaya faktor ergonomi dapat ditempuh dengan cara
  1. Menyediakan posisi kerja atau duduk yang sesuai meliputi sandaran, kursi / bangku atau tikar bantalan untuk berdiri
  2. Desain workstation sehingga alat-alat mudah dijangkau dan bahu pada posisi netral, rileks dan lengan lurus ke depan ketika kerja.
Upaya mengurangi resiko bahaya terhadap kesehatan kerja

Berikut beberapa contoh upaya dalam mengurangi resiko bahaya terhadap kesehatan kerja selain upaya yang disebutkan di atas yang ditujukan pada fasilitas yang disediakan seperti air minum, ruang makan termasuk kantin, toilet dan P3K.

Air minum

Dehidrasi mengakibatkan gangguan kesehatan seperti kram, lelah, pingsan, kecelakaan sehingga penyediaan air minum wajib telah memenuhi kebutuhan minum semua pekerja.

Air minum ditempatkan di tempat yang mudah dijangkau dan terhindar dari zat-zat yang dapat mengkontaminasi.

Air minum haru memenuhi persyaratan yaitu tidak berbau dan harus segar, tidak berwarna, tidak mengandung binatang atau bakteri berbahaya.

Ruang makan atau kantin

Penyediaan ruang makan atau kantin akan menunjang gizi kerja dan lokasinya terpisah dari area kerja untuk menghindari kotoran, debu atau zat berbahaya

Jika layanan kantin disediakan maka harus tersedia fasilitas mencuci yang layak serta penyiapan dan penyimpanan makanan secara higienes

Toilet

Toilet memenuhi persyaratan:
  1. Tidak berbau dan tidak ada kotoran
  2. Tidak ada lalat, nyamuk atau serangga lain
  3. Selalu tersedia air bersih
  4. Dapat dibersihkan dengan mudah paling sedikit 2 – 3 kali sehari
Jumlah toilet / kakus tersedia sesuai kebutuhan. Berikut jumlah kakus yang seharusnya dimiliki berdasarkan jumlah pekerjanya:
  • 1 – 15 pekerja : 1 kakus
  • 16-30 pekerja : 2 kakus
  • 31-45 pekerja : 3 kakus
  • 46-60 pekerja : 4 kakus
  • 61-80 pekerja : 5 kakus
  • 81-100 pekerja : 6 kakus
  • Selanjutnya untuk setiap 100 pekerja disediakan 6 kakus
P3K

Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan akan mencegah kondisi yang lebih parah, mengurangi rasa sakit dan menyelamatkan nyawa.

P3K dilaksanakan oleh pekerja yang ditunjuk sebagai petugas P3K

Tempat kerja dengan potensi bahaya rendah, jika jumlah pekerja antara 25 – 150 orang maka jumlah petugas P3K cukup 1 orang tetapi jika jumlah pekerja melebihi 150 orang maka jumlah petugas P3K adalah kelipatan dari 150 orang.

Tempat kerja dengan resiko tinggi seperti kontruksi, galangan kapal atau pabrik kimia, jika jumlah pekerja kurang dari 100 orang maka cukup 1 petugas P3K tetapi jika jumlah pekerja melebihi 100 orang maka jumlah petugas P3K adalah kelipatan dari 100 orang.
seputarpabrik.com
#1 Blog Bacaan Pekerja