Cara Mengawasi Pekerjaan Shift 2 dan Shift 3 Agar Tetap Produktif

Table of Contents
cara mengawasi pekerjaan shift 2 dan shift 3 agar tetap produktif
Pernahkah Anda mendapati jumlah hasil produksi berbeda antara produksi yang dilakukan di shift 1, shift 2 dan shift 3 padahal semua seting sudah distandarkan?

Tentunya paling banyak terjadi adalah jumlah hasil produksi di shift 2 dan shift 3 lebih sedikit dari shift 1. Kenapa?

Apakah ini ada hubungannya dengan pengawasan (monitoring) dimana kalau di shift 1 dan awal shift 2 masih ada supervisor atau manager?

Dari pengamatan yang dilakukan pada masalah ini, memang benar ini salah satunya ada hubungannya dengan pengawasan yang kurang di selain shift 1 yang berpotensi pada turunnya performa kerja karena tidak ada pengawasan tersebut

Lantas apakah solusinya dengan menempatkan supervisor atau manager di shift 2 atau shift 3?

Tentu tidak, alokasi seperti itu tidak perlu dilakukan. Yang perlu dirubah sedikit adalah cara mengawasi aktivitas di shift 2 dan shift 3 serta penentuan target yang sama di setiap shift.

Sekarang bagaimana caranya agar dapat mengawasi proses pada shift 2 dan shift 3 ini, apakah nantinya supervisor atau manager begadang?

Untuk mengatasi masalah ini seperti yang saya terapkan yaitu:

1. Penetapan target sama setiap shift

Pastikan bahwa leader setiap shift sudah memahami pesan kita bahwa output harus dapat tercapai di setiap shift tanpa membatasi dengan waktu shift.

Termasuk produk NG / defect dihilangkan sehingga upaya pencegahan defect sama kuatnya di semua shift.

Ketika ada keterlambatan pada salah satu shift maka resikonya pada tidak tercapainya schedule produksi secara keseluruhan yang telah ditetapkan.

Keterlambatan yang terjadi segera diselesaikan dengan menemukan titik masalahnya dan upaya bagaimana agar masalahnya tidak terjadi lagi di kemudian hari.

Jika masalahnya ternyata menyangkut pada individu karyawan maka lakukan tindakan tegas dan jika perlu dengan memberikan peringatan kepada karyawan yang bersangkutan

2. Monitoring jarak jauh

Tentu bisa ditebak disini kita menggunakan media komunikasi misalnya membentuk grup komunikasi bisa menggunakan WA, Telegram atau lainnya.

Setiap leader maupun personel yang terkait wajib menyampaikan informasi secara berkala di grup komunikasi baik mengenai hasil produksi, kondisi mesin, kondisi material ataupun masalah yang terjadi secara tiba - tiba misalnya kerusakan mesin.

Penyampaian informasi ini dilakukan tanpa diminta atasan ataupun pada saat atasan bertanya di grup komunikasi tersebut.

Yang perlu dilakukan oleh supervisor atau manager adalah membuatkan sistemnya. Contohnya membuat intruksi kerja tentang pelaporan berkala pemeriksaan dimensi produk dan parameter seting mesin.

Leader wajib menyampaikan informasi dimensi produk dan parameter seting mesin setiap 2 jam tanpa diminta atasan, baik secara tertulis maupun melalui gambar dan video.

Nah, kelihatannya supervisor atau manager harus begadang untuk memantau aktivitas di grup komunikasi. Tetapi ini memang yang diharapkan akan timbul persepsi di bawah bahwa mereka sedang dipantau setiap saat baik siang maupun malam oleh atasannya.

Tetapi dalam hal ini supervisor atau manager tidak melakukan hal demikian (begadang), mereka hanya sepintas melihatnya apalagi kalau proses berjalan lancar seperti yang diharapkan.

Namun sekali-kali harus ikut mengomentari apa yang disampaikan dari bawah agar seperti sedang diperhatikan terus menerus.

Sehinga tujuan akhirnya tercapai yaitu persepsi sedang diawasi 24 jam oleh atasan dan kinerja di shift 2 maupun shift 3 lebih baik.