Metode Kerja Lapis Pondasi Agregat

metode kerja lapis pondasi agregat
Ulasan tentang cara pemasangan dan pemadatan lapis pondasi agregat, lapis resap pengikat dan lapis perekat, materal, peralatan dan pelaksanaan pekerjaannya.

1. Pemasangan dan pemadatan lapis pondasi agregat

Pada saat lapis Pondasi Agregat akan dipasang pada perkerasan atau bahu yang ada, semua kerusakan pada perkerasan atau bahu diperbaiki sesuai Spesifikasi.

Pada saat lapis Pondasi Agregat akan dipasang pada permukaan tanah dasar atau pondasi bawah yang ada atau yang baru disiapkan, lapisan harus selesai sepenuhnya, sesuai Spesifikasi, sesuai pada lokasi dan jenis lapisan yang terdahulu.

Pada tempat yang telah disediakan untuk pekerjaan bahan Lapis Pondasi Agregat di atas, disiapkan untuk sekurang-kurangnya 100 meter ke depan dari pemasangan lapis pondasi. Untuk perbaikan tempat-tempat yang kurang dari 100 m panjangnya, seluruh formasi itu harus disiapkan dan disetujui sebelum pondasi baru dipasang.

Jika lapis Pondasi Agregat dipasang langsung di atas perkerasan jalan aspal yang ada, maka penggarukan biasanya tak diperlukan atau diperkenankan.

Lapis Pondasi Agregat dibawa ke tempat pada bahan jalan sebagai campuran yang merata dan dihampar pada kadar air dalam rentang yang disyaratkan. Kelembaban dalam bahan tersebar secara merata.

Setiap lapisan dihampar pada satu operasi pada tingkat yang merata yang akan menghasilkan tebal padat yang diperlukan dalam toleransi yang disyaratkan. Bila lebih dari satu lapis akan dipasang, lapis-lapis tersebut diusahakan sama tebalnya.

Lapis Pondasi Agregat dihampar dan dibentuk dengan salah satu metoda yang disetujui yang tidak menyebabkan segregasi dari partikel agregat kasar dan partikel agregat halus. Material yang tersegregasi diperbaiki atau dibuang dan diganti dengan bahan yang bergradasi baik.

Tebal minimum lapisan gembur yang untuk setiap lapisan konstruksi harus dua kali lipat ukuran terbesar agregat lapis pondasi sedangkan ketebalan maksimumnya tidak melebihi 15 cm.

Segera setelah pencampuran dan pembentukan akhir, setiap lapis dipadatkan menyeluruh dengan peralatan pemadat yang cocok dan memadai, hingga kepadatan paling sedikit 100% dari kepadatan kering maksimum “modified” seperti yang ditentukan oleh ASHTO T 180, metoda D.

Mesin gilas beroda karet digunakan untuk pemadatan lapisan akhir, jika mesin gilas statik beroda baja dianggap mengakibatkan kerusakan atau degradasi berlebihan dari pondasi agregat.

Pemadatan dilakukan hanya bila kadar air dari bahan berada dalam rentang 1.5% kurang dari kadar air optimum sampai 1.5% di atas kadar air optimum, di mana kadar air optimum adalah seperti yang ditetapkan oleh kepadatan kering maksimum “modified” yang ditentukan oleh AASHTO T 180, metoda D

Operasi penggilasan harus dimulai bergerak sedikit demi sedikit ke arah memanjang.

Material sepanjang kerb, batu tepi, tembok dan pada tempat-tempat yang tak terjangkau mesin gilas dipadatkan dengan timbris mekanis atau pemadat lainnya.

Jumlah dari data pendukung pengujian untuk persetujuan awal dari bahan akan mencakup seluruh pengujian yang disyaratkan pada paling sedikit tiga contoh yang mewakili dari sumber bahan yang diusulkan yang dipilih untuk mewakili mutu rentang/sebaran dari bahan yang cenderung akan diperoleh dari sumber tersebut.

Menyusul persetujuan mengenai mutu dari bahan Lapis Pondasi Agregat yang diusulkan, seluruh rentang pengujian bahan selanjutnya diulangi, dalam hal tampak perubahan dalam bahan atau dari sumbernya, atau dalam metoda produksinya.

Suatu program pengujian pengendalian mutu bahan secara rutin dilaksanakan untuk mengendalikan ketidakseragaman bahan yang dibawa ke tempat pekerjaan. Cakupan dari pengujian untuk setiap 1000 meter kubik bahan yang diproduksi paling sedikit meliputi tidak kurang dari 5 pengujian indeks plastisitas, 5 pengujian gradasi partikel dan 1 penentuan kepadatan kering maksimum menggunakan AASHTO T 180, metoda D. Pengujian CBR dilakukan pada waktu-waktu tertentu.

Kepadatan dan kadar air dari bahan yang dipadatkan secara rutin ditentukan, menggunakan AASHTO T 191. Pengujian dilakukan sampai kedalaman menyeluruh dari lapis tersebut pada lokasi yang ditetapkan, tetapi tidak boleh berselang lebih dari 200 m.

2. Lapis Resap Pengikat dan Lapis Perekat

Pekerjaan ini mencakup penyediaan dan pemasangan material aspal pada permukaan yang telah dipersiapkan sebelumnya untuk penghamparan pelaburan Aspal atau Lapisan Campuran Aspal. Pada umunya Lapisan Resap Pengikat digunakan pada permukaan bukan beraspal (misalnya lapisan pondasi agregat/batu pecahan), sedangkan lapisan perekat digunakan pada permukaan beraspal (seperti lapisan Penetrasi Macadam yang ada, Aspal beton, NACAS, ATB, HRS, Pelaburan Aspal dll)

Standar untuk Rujukan :
  • ASSHTO M 81-75 Aspal yang dilarutkan (cut-back Asphalt) - tipe yang pengeringannya cepat
  • ASSHTO M 82-75 Aspal yang dilarutkan - tipe yang pengeringannya sedang
  • AASHTO M 140-70 Aspal emulsi (aspal yang diemulsi dengan air)
  • AASHTO M 208-72 Aspal emulsi tipe Kationik
  • AASHTO M 226-80 Viskositas Aspal Semen
  • AASHTO T 179-76 Pengaruh dari panas dan udara pada material aspal (pengujian lapisan tipis aspal dalam oven)
  • B.S 3403 Tachometer Industri.
Lapisan Resap Pengikat dipasang hanya pada permukaan yang kering atau sedikit lembab, dan lapisan perekat dipasang hanya pada permukaan yang benar-benar kering. Pemasangan Lapisan Resap Pengikat atau Lapisan Perekat tidak dilaksanakan waktu angin kencang, hujan atau akan turun hujan.

Lapisan yang telah selesai menutupi seluruh permukaan yang dilapis dan tampak merata, tanpa lokasi yang tidak tertutup atau beralur atau berlebihan aspalnya. Dalam hal Lapisan Perekat permukaan mempunyai daya lekat yang cukup pada waktu pengerjaan pelapisan ulang.

Dalam hal Lapisan Resap Pengikat, setelah pengeringan 4 hingga 6 jam, bahan pengikat telah meresap kedalam lapisan pondasi, meninggalkan sebagian bahan pengikat untuk menunjukkan bahwa pemukaannya berwarna hitam atau abu-abu tua yang merata dan tidak porous. Tekstur untuk permukaan lapisan pondasi agregat dibuat rapi dan tidak ada genangan atau lapisan tipis bahan pengikat. Bahan pengikat yang bercampur dengan agregat halus yang cukup tebal dikikis dengan pisau.

Perbaikan dari lapis resap pengikat dan lapisan perekat yang tidak memuaskan dan termasuk pembuangan bahan lebihan, penggunaan agregat penutup, atau pengerjaan pelapisan tambahan seperlunya. Lubang kecil dari lapis resap ditutup dengan segera menurut yang disyaratkan dalam spesifikasi ini

Kontraktor menyediakan bahan-bahan berikut ini kepada Pemberi Tugas :

(a) Lima liter contoh setiap bahan bitumen yang diusulkan Kontraktor untuk digunakan dalam pekerjaan dilengkapi sertifikat dari pabrik pembuatnya, diserahkan sebelum konstruksi dimulai. Sertifikat tersebut menjelaskan bahwa bahan pengikat memenuhi kentuan-ketentuan spesifikasi dan kelas yang sesuai untuk bahan pengikat untuk Lapisan Resap Pengikat atau Lapis Perekat.

(b) Disiapkan catatan yang memuaskan untuk sertifikat kalibrasi dari semua instrument dan meteran pengukur dan tongkat celup ukur untuk distributor aspal dan tanggal pelaksanaan kalibrasi tidak melebihi dua tahun sebelum pelaksanaan dimulai.

(c) Contoh-contoh bahan dipakai pada setiap pekerjaan. Catatan-catatan harian untuk pekerjaan pelaburan yang telah dilakukan dan takaran-takaran pemakaian bahan memenuhi ketentuan dalam spesifikasi ini.

Pekerjaan dilaksanakan sedemikian rupa sehingga memberi ketidak nyamanan yang minimum bagi lalu lintas dan membolehkan lalu lintas satu arah tanpa merusak pekerjaan yang sedang ditangani.

Permukaan-permukaan dari struktur atau pepohonan atau harta benda di samping tempat-tempat kerja dilindungi dari kekotoran karena percikan.

Tidak diperkenankan bahan bitumen dibuang sembarang misalnya ke selokan atau saluran air.

Kontraktor menyediakan dan tindakan pencegahan dan pengendalian kebakaran yang memadai dan juga pengadaan serta fasilitas pertolongan pertama pada tempat pemanasan.

Pengendalian lalu lintas harus mematuhi Ketentuan Pengendalian terhadap Arus Lalu Lintas. Kontraktor bertanggung jawab terhadap akibat-akibat karena lalu lintas dibenarkan terlalu dini lewat di atas lapis resap pengikat atau lapis perekat yang baru dikerjakan, dan Kontraktor melarang lalu lintas semacam itu apabila perlu dengan menyediakan jalan alih atau melaksanakan pekerjaan setengah lebar jalan.

3. Material

Bahan Aspal untuk Lapis Resap Pengikat dari jenis aspal Semen AC-10 (yang kurang lebih ekivalen Aspal Pen 80/100) atau jenis AC-20 (yang kurang lebih ekivalen dengan aspal Pen 60/70), mematuhi AASHTO M226-80, dicairkan dengan minyak tanah. Perbandingan pemakaian minyak tanah per 100 bagian aspal semen (80pph kurang lebih ekivalen dengan viskositas aspal cutback hasil kilang jenis MC-30).

Agregat penutup untuk lapis resap pengikat dari hasil penyaringan kerikil atau batu pecah, terbebas dari butiran-butiran lemah atau lunak, bahan kohesi atau bahan organik. Tidak kurang dari 98 % lolos saringan ASTM 9.5 mm dan tidak lebih dari 2 % harus lolos saringan ASTM No. 8 (2.36 mm).

Bahan aspal untuk lapis perekat merupakan salah satu dari yang dibawah ini:

(a) Salah satu jenis aspal semen AC-20 yang memenuhi AASHTO M226-80, diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.

(b) Aspal emulsi yang cepat waktu mengerasnya memenuhi ketentuan AASHTO M140 atau M208

4. Peralatan

Peralatan yang digunakan oleh Kontraktor meliputi sebuah penyapu mekanis dan/atau penghembus mekanis, distributor aspal, peralatan untuk memanaskan bahan aspal dan peralatan yang sesuai untuk menyebarkan kelebihan bahan pengikat.

Distributor dipasang pada kendaraan beroda karet dan mematuhi semua peraturan keselamatan jalan. Beban pada roda bila dibebani penuh tidak boleh melampaui ketentuan yang dipersyaratkan pabrik pembuat ban pada saat operasi dengan kecepatan penuh.

Sistim tanki bahan pengikat, pemanasan, pemompaan dan penyemprotan sesuai dengan rekomendasi keamanan dari Lembaga Perminyakan.

Alat penyemprot, didesain, diperlengkapi, dipelihara dan dioperasikan sedemikian rupa sehingga bahan aspal dengan panas yang merata dapat disemprotkan secara merata pada berbagai variasi lebar permukaan, pada takaran yang terkendali dalam batas 0.15 sampai 2.4 liter/meter persegi.

Distributor dilengkapi dengan batang semprot yang mensirkulasikan aspal secara penuh yang dapat diatur kearah horisontal dan vertikal. Batang semprot terpasang dengan jumlah minimum 24 nosel, dipasang pada jarak yang sama. Pipa semprot tangan juga dipasang.

Perlengkapan Distributor Aspal meliputi sebuah tachometer (pengukur kecepatan putaran), Meteran tekanan, satu tongkat celup yang telah dikalibrasi, sebuah termometer untuk mengukur temperatur isi tanki dan peralatan untuk mengukur kecepatan pada kecepatan lambat.

Toleransi ketelitian dan ketentuan-ketentuan jarum yang dipasang pada Aspal Distributor dengan batang semprot sebagai berikut :

Tabel Toleransi Peralatan Aspal Distributor

Tachometer Pengukur kecepatan kendaraan

± 1.5% dari skala putaran penuh sesuai ketentuan-ketentuan BS 3403

Tachometer pengukur kecepatan putaran pompa

± 1.5% dari skala putaran penuh sesuai ketentuan-ketentuan BS 3403

Pengukur suhu

± 5°C, skala antara 0°-250°C minimum garis tengah skala 70 mm

Pengukur Volume atau Tongkat Celup

± 2% dari total volume tanki, nilai maksimum garis skala Tongkat Celup 50 liter

Distributor dilengkapi dengan Diagram Semprot dan Buku Petunjuk Pelaksanaan yang disertakan pada alat semprot, dalam keadaan baik, setiap saat. Buku Petunjuk Pelaksanaan menunjukan bagan/diagram aliran pipa dan petunjuk-petunjuk untuk semua cara bekerja alat distributor.

Diagram semprot memperlihatkan hubungan antara kecepatan dan jumlah takaran pemakaian aspal distributor yang digunakan juga harus menunjukan hubungan antara kecepatan pompa dan jumlah nosel yang digunakan yang berdasarkan pada keluaran aspal yang tetap pada nosel. Keluaran aspal pada nosel (liter/menit) dalam keadaan konstan dicatat pada diagram semprotan demikian pula untuk tekanan semprotan.

Diagram semprot juga memperlihatkan tinggi batang semprot dari permukaan jalan dan kedudukan sudut horisontal dari nosel semprot, hal ini untuk maksud menjamin adanya tumpang tindih semprotan sebanyak 3 lapis yang keluar dari nosel (yaitu lebar permukaan yang tertutup aspal oleh setiap nosel adalah tepat 3 kali jarak antara nosel-nosel).

Kontraktor menyiapkan distributor lengkap dengan perlengkapannya dan operatornya untuk pengujian lapangan dan menyediakan assisten yang dibutuhkan tujuan tersebut. Setiap distributor yang tidak memuaskan bila dioperasikan sesuai persyaratan Diagram Takaran Semprot dan Buku Petunjuk Pelaksanaan atau tidak sesuai dengan persyaratan Spesifikasi dalam segala seginya, maka peralatan tersebut tidak dipekenankan untuk dioperasikan dalam pekerjaan. Setiap modifikasi atau penggantian distributor diuji sebelum digunakan dalam pelaksanaan pekerjaan.

Penyemprotan dalam arah melintang dari takaran pemakaian aspal yang dihasilkan oleh distributor diuji dengan cara melintaskan batang semprot diatas daerah pengujian selebar 25 cm x 25 cm yang ditutupi dengan lembaran serap yang bagian belakangnya tak tembus aspal, yang beratnya ditimbang sebelum dan sesudah disemprot. Perbedaan berat dipakai dalam menentukan takaran rata-rata untuk setiap lembar diukur melintang pada lebar penuh yang telah disemprot tidak boleh melampaui 15 % takaran rata-rata.

Ketelitian yang dapat dicapai distributor terhadap suatu sasaran takaran pemakaian tertentu diuji dengan cara yang sama dengan pengujian distributor melintang di atas. Lintasan penyemprotan digunakan dan kendaraan dijalankan dengan kecepatan tetap sehingga dapat mencapai sasaran takaran pemakaian yang telah ditentukan lebih dahulu.

Dengan minimum 5 penampang melintang yang berjarak sama harus dipasang 3 kertas hisap yang berjarak sama. Kertas hisap tidak boleh dipasang dalam jarak 0.5m dari sisi bagian semprot. Takaran pemakaian, yang diambil sebagai harga rata-rata dari semua kertas hisap tidak boleh berbeda lebih dari 5 % dari sasaran takaran. sebagai alternatif, takaran pemakaian rata-rata dapat dihitung dari pembacaan tongkat ukur yang telah dikalibrasi, dalam hal ini, untuk tujuan pengujian ini distributor aspal minimum berisi 70 % dari kapasitasnya untuk setiap satu pemakaian.

5. Pelaksanaan Pekerjaan

Jika pekerjaan lapisan resap pengikat dan lapis perekat akan dilaksanakan pada perkerasan jalan yang ada atau permukaan bahu semua kerusakan perkerasan atau bahu harus diperbaiki

Jika pekerjaan lapis resap pengikat dan lapis perekat akan dilaksanakan pada perkerasan jalan atau pemukaan bahu yang baru, perkerasan atau bahu itu harus telah selesai dikerjakan sepenuhnya sesuai dengan lokasi dan jenis permukaan baru itu.

Permukaan yang akan dilapis dipelihara menurut standar-standar diatas sehingga pekerjaan pelapisan dilaksanakan.

Sebelum penyemprotan aspal dimulai, debu dan bahan kotoran lainnya disingkirkan terlebih dahulu dari permukaan dengan memakai sikat mekanis atau semprotan angin atau kombinasi kedua-duanya. Jika pemakaian alat ini tidak menghasilkan permukaan bersih yang rata maka bagian-bagian yang belum bersih dibersihkan lagi dengan sapu ijuk. Pembersihan dianjutkan/melewati 20 cm dari tepi bidang yang disemprot.

Tonjolan yang disebabkan oleh benda-benda asing lainnya disingkirkan dari permukaan memakai penggaruk baja atau dengan cara lain yang telah disetujui dan bagian yang telah digaruk tersebut dicuci dengan air dan disapu.

Untuk pelaksanaan lapis resap pengikat diatas lapis pondasi agregat Kelas A, permukaan akhir yang telah disapu harus rata, rapat, bermosaik agregat kasar dan halus, permukaan yang hanya mengandung agregat halus tidak akan diterima.

Kontraktor melakukan percobaan lapangan untuk mendapatkan tingkat takaran yang tepat dan percobaan tersebut akan diulangi, tipe dari permukaan yang akan dilapis, atau jenis dari material aspal berubah.

Jumlah pemanasan yang berlebihan dari yang dibutuhkan atau pemanasan yang berkelanjutan pada temperatur tinggi haruslah dihindari. Setiap material yang telah rusak akibat pemanasan berlebihan harus ditolak dan diganti atas biaya Kontraktor

Panjang permukaan yang akan disemprot oleh setiap lintasan penyemprot diukur dan ditandai di atas tanah. Kalau dipergunakan Lapis Resap Pengikat, batas-batas dari daerah yang akan disemprot ditandai dahulu memakai cat benang pembatas.

Bahan Aspal yang disemprotkan merata di seluruh permukaan. Pemakaian Aspal secara merata sesuai jumlah takaran yang telah diperintahkan dilaksanakan memakai aspal distributor dengan batang semprot, pengecualian hanya dibenarkan kalau pemakaian aspal distributor tidak memungkinkan pada daerah yang kecil.

Alat penyemprot aspal dioperasikan sesuai diagram semprot yang telah disetujui. Kecepatan pompa, kecepatan kendaraan, ketinggian batang semprot dan penempatan nosel dipasang sesuai ketentuan diagram tersebut sebelum dan selama pelaksanaan penyemprotan.

Bila diperintahkan, bahwa penyemprotan aspal sekali jalan setengah atau lebih kecil setengah lebar dari permukaan yang akan diselesaikan maka dalam hal diperintahkan demikian, lebar bidang penyemprotam dilebihkan 20 cm sebagai bidang tumpang tindih sambungan sisi-sisi jalur.

Bidang sambungan memanjang ini dibiarkan terbuka dan hanya dapat diberi agregat penutup setelah penyemprotan sekali jalan pada jalur sebelahnya telah selesai dilaksanakan.

Hal yang sama, berlaku pula untuk pemakaian Lapis pengikat, yaitu lebar yang telah disemprot lebih besar dari pada lebar yang ditetapkan pada tepi permukaan perkerasan atau tepi dari bahu jalan.

Alur yang dilindungi/ditutup dengan kertas semen atau bahan sejenisnya yang tidak porus kenyal dihampar pada daerah permulaan dan akhir dari permukaan yang akan diaspal. Aliran aspal ke nosel dimulai dan dihentikan pada saat memasuki batas pelindung, dengan demikian seluruh nosel bekerja dengan baik pada sepanjang bidang jalan yang akan dilapisi.

Lebar kertas pelindung harus sedemikian rupa sehingga sasaran tersebut di atas dapat dicapai. Aspal distributor mulai bergerak tidak boleh kurang 5 meter di muka daerah yang disemprot dengan demikian kecepatan jelajahnya tepat sesuai ketentuan, bila batang semprot mencapai lembaran kertas dan kecepatan ini tetap dipertahankan sampai melalui titik akhir dari pemakaian bahan pengikat. Lembaran kertas segera disingkirkan dan dibuang.

Disiapkan cadangan aspal pengikat sebesar 10% dalam tanki aspal distributor untuk setiap selesai semprotan lari, hal ini dimaksudkan untuk mencegah udara yang terperangkap dalam sistem penyemprotan dan sebagai cadangan untuk pemakaian aspal.

Jumlah pemakaian bahan pengikat (aspal) pada setiap semprotan lari segera diukur memakai meteran tongkat celup ke dalam tanki distributor dan dilaksanakan sebelum dan sesudah penyemprotan.

Takaran pemakaian rata-rata bahan pengikat pada setiap lintasan penyemprotan dihitung sebagai volume bahan pengikat yang telah dipakai dibagi luas bidang yang disemprot. luas lintasan penyemprotan didefinisikan sebagai hasil kali panjang lintasan penyemprotan, jumlah nosel yang digunakan dan jarak antara nosel. Takaran pemakaian rata-rata nosel yang digunakan dan jarak antara nosel.

Takaran pemakaian yang dicapai telah dihitung sebelum penyemprotan lari berikutnya dibuat dan apabila diperlukan diadakan penyesuaian maka dijamin bahwa pemakaian takaran sesuai apa yang telah diperintahkan harus dipertahankan pada penyemprotan-penyemprotan selanjutnya.

Penyemprotan segera dihentikan jika ternyata ada ketidaksempurnaan peralatan semprot pada saat beroperasi dan penyemprotan ulangan sama sekali tidak diperkenankan sebelum diadakan pekerjaan perbaikan alat.

Setelah pelaksanaan penyemprotan bahan resap pengikat, setiap daerah yang tergenangi bahan pengikat yang berlebihan secara menerus didistribusi ulang melintang di atas permukaan yang telah disemprot. untuk tujuan ini boleh dipakai mesin giling roda karet, sikat ijuk atau alat penyapu karet.

Tempat-tempat yang menunjukkan adanya bahan pengikat yang berlebihan ditutup dengan agregat penutup seperti yang disyaratkan sebelum pemasangan lapis berikutnya. Dalam keadaan bagaimanapun, agregat penutup tidak boleh dipasang sebelum 4 jam setelah penyemprotan lapis resap pengikat.
Loading posts
seputarpabrik.com
Semoga bermanfaat
Share WhatsApp

Related Posts